How To Stop Worrying and Start Living

Buku How To Stop Worrying and Start Living jika dalam Bahasa Indonesia artinya cara berhenti khawatir dan memulai menjalani kehidupan yang normal. Buku ini adalah buku yang sangat menginspirasi karena penulis buku ini adalah pakar hubungan antara manusia dan selain itu juga cukup mahir bahwa manusia mempunyai satu masalah yang cukup dimiliki oleh orang dewasa yaitu sering khawatir.

Judul Buku      : How To Stop Worrying and Start Living

Penulis            : Dale Carnegie

Penerbit          : Simon and Schuster

Tahun Terbit   : 1948

Kekhawatiran secara garis besar disebabkan oleh 3 hal yaitu :

  1. Seseorang lebih mudah khawatir karena untuk memikirkan sesuatu yang baru dan membantunya
  2. Seseorang mudah khawatir karena otaknya terbiasa untuk khawatir. Sehingga jika tidak khawtir tidak enak, sehingga mengubahnya untuk membutuhkan energi lebih.
  3. Mungkin dengan khawatir akan memberikan ego pada diri sendiri sehingga akan mendapatkan banyak simpati.

Jika kita terlalu sering khawatir maka akan ada efek tersendiri dari rasa khawatir itu, seperti :

  1. 70% orang yang pergi ke dokter sebenarnya dapat menyembuhkan penyakitnya sendiri, ketika mereka mampu menghilangkan semua rasa takut dan khawatir. Seseorang tidak sadar kalau khawatir berlebihan itu justru menimbulkan sakit. Khawatir yang berlebihan justru dari yang tidak sakit menjadi sakit dan sering disebut penyakit psikotomatis, yaitu penyakit yang timbul dari rasa cemas berlebihan, rasa khawatir berlebihan dan lebih pada kondisi mental dan kejiwaan seseorang.
  2. Dokter Alexis Carrell berkata jika tidak mengetahui cara mengalahkan kekhawatiran akan jadi mati muda. Jadi orang yang cemas berlebihan umurnya jadi pendek. Menakutkan sekali bukan ?. Oleh sebab itu menguras energi, keringat dingin, stress berlebihan, cemas sangatlah menguras energi.
  3. Plato, seorang filosofi yang terkenal berkata kesalahan terbesar dari dokter adalah mereka mencoba menyembuhkan badan tanpa mencoba menyembuhkan cara berfikirnya. Hal ini disebabkan karena cara pikiran dan jiwa adalah satu kesatuan, tidak bisa hanya menyembuhkan tubuhnya saja. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, hal ini memang benar adanya.

Lalu, penyebab timbulnya khawatir juga disebabkan oleh beberapa hal seperti :

  1. Dalam keseharian anda lebih banyak khawatir tentang hal-hal yang belum terjadi di masa depan atau terjebak di masa depan. Oleh karena itu, anda tidak perlu mengkhawatirkan apa yang belum terjadi. Misalnya memikirkan jika anda tidak masuk di Perguruan Tinggi Negeri, apa yang akan terjadi ?, lebih tepatnya anda mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi.
  2. Mungkin anda pernah terjebak di masa lalu atau tidak bisa move on, artinya anda terlalu menyesali hal-hal yang pernah terjadi di masa lalu sehingga untuk melangkah ke depan menjadi ragu dan timbul kekhawatiran yang belum tentu terjadi. Contohnya, mungkin di masa lalu anda mendapatkan nilai paling jelek di kelas, tetapi karena anda terus belajar dan mengurangi waktu bermain akhirnya di semester depan anda berhasil mendapatkan peringkat 1 di kelas. Ingatlah bahwa masa lalu itu tidak sama dengan masa depan.
  3. Apakah anda pernah merasakan ragu ketika memilih salah satu hal yang keduanya sama-sama penting ?, maka dari itu anda harus belajar untuk fokus. Tidak perlu memikirkan masa lalu, jadi fokuslah pada apa yang anda tuju.

Setelah anda sudah melakukan hal diatas, maka penting sekali untuk memiliki kemauan untuk berubah. Di dalam buku ini dikatakan bahwa 50% kekhawatiran adalah ketika anda tidak berani untuk mengambil suatu keputusan.

Lalu, bagaimana saya dapat menghilangkan kekhawatiran saya ini? Caranya simak dibawah ini :

  1. Anda merasa khawatir, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menulis hal yang spesifik yang membuat anda khawatir. Tuliskan saja hal yang membuat anda khawatir.
  2. Tuliskan pula suatu hal yang ingin diraih, apa saja.
  3. Terakhir adalah memutuskan dan melalukan aksi dari apa yang sudah diputuskan.

Selanjutnya, jika suatu saat anda melakukan keputusan yang salah maka anda harus memutuskan kembali hal dengan fokus. Jangan lupa juga untuk beristirahat jika tubuh sudah merasakan lelah.

Jadilah pribadi yang tenang, yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan tepat, bukan dengan rasa khawatir dan ragu.

Ditulis Oleh :

Ayu Meyla Sari

Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Jakarta

Instagram @a.meyla

Kode Konten: D121

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *