Start With Why karya Simon Sinek

Buku Start With Why merupakan buku karya penulis hebat berkebangsaan Inggris yaitu Simon Sinek. Simon Sinek telah menerbitkan beberapa karya buku hebat selain Start With Why seperti Leader Eat Last, Find You Why, The Infinite Game dan masih banyak lagi. Buku Start With Why sendiri terbit pada tahun 2009 dengan menggunakan Bahasa Inggris. Versi Bahasa Indonesianya dari buku Start With Why diterbitkan oleh Gramedia Pustaka denga tebal buku sebanyak 374 halaman. Terdiri dari 14 bab yang masing-masing babnya sangat menarik untuk dibaca.

Simon Sinek
(Sumber: Wikipedia)

Saya sendiri sangat terinspirasi dari Buku Start With Why ini. Banyak poin kehidupan terutama ketika melakukan sesuatu anda tidak boleh setengah-setengah dan harus dengan alasan yang kuat. Buku ini menjelaskan bagaimana menjadi pemimpin yang menginspirasi dan mewujudkan perusahaan yang berkelanjutan. Hmm, sangat menarik bukan? Oke, saya pun akan sedikit mereview buku ini dari sudut pandang saya ya.

Terdapat 4 bagian yang ingin saya bagikan dari buku ini yaitu bagaimana membangun perspektif, the golden circle, kenapa perlu “why” dalam melakukan sesuatu dan sebaik-baiknya pesaing adalah kita. Tapi, sebelum masuk ke pembahasan saya akan mengutip atau mengambil screenshoot dari buku ini pada halaman kelima, karena ini menjadi pondasi pemikiran bagi saya pribadi.

Bahasa Indonesianya :

Ada pemimpin dan ada yang memimpin. Pemimpin memegang posisi kekuasaan atau pengaruh. Mereka yang memimpinmenginspirasi kami.Baik individu atau organisasi, kami mengikuti mereka yang memimpinbukan karena kita harus, tapi karena kita mau. Kami mengikuti itu yang memimpin bukan untuk mereka, tetapi untuk diri kita sendiri. Ini adalah buku untuk mereka yang ingin menginspirasi orang lain dan untuk merekayang ingin menemukan seseorang untuk menginspirasi mereka.

Dari paragraf tersebut sebenarnya telah jelas bahwa Sinek menggambarkan sosok orang yang memimpin adalah dia yang dapat menginspirasi, bukan hanya terkait jabatan dan pengaruh saja. Menarik bukan?

“Mulailah (start) sesuatu dengan (with) alasan yang kuat (why)”

Bagaimana Membangun Perspektif

Menurut Sinek, perspektif itu dapat dibangun ketika kita lebih mendalami perspektif itu sendiri sehingga hal tersebut akan terbentuk secara perlahan-lahan. Dari perspektif ini, sebenarnya ada dua gambaran pemimpin menurut Sinek. Pertama, pemimpin yang memutuskan untuk melakukan manipulasi sesuatu untuk sampai pada tujuan. Kedua, pemimpin yang mulai dengan tujuan dan membiarkan sesuatunya bergerak secara alami. Dari kedua karakter pemimpin ini sebenarnya terdapat contoh dibeberapa negara. Misalnya saja Jepang dan Amerika Serikat. Dimana perusahaan mobil Amerika memilih untuk mengakhiri sentuhan terhadap kerangka mobil dengan memberikan karet terhadap pintu mobil (manipulasi), sementara mobil perusahaan Jepang tidak memerlukan hal itu (alamiah) yaitu membiarkan pintu mobil seperti biasanya.

Dari hal tersebut sebenarnya kita mendapatkan gambaran bagaimana menjadi seorang pemimpin. Highlight dari bab kedua yaitu kita mau menginspirasi sebatang wortel atau memanipulasi sebuah tongkat?, hayo.. pilih yang mana.

The Golden Circle

Bab ini sebenarnya terdapat di bab ketiga. The golden circle merupakan 3 bagian penting mengapa kita perlu melakukan sesuatu yaitu pada layer what, how atau why yang merupakan layer paling dalam. Perlu pemahaman lebih untuk menilai sesuatu tersebut masuk dalam what, how atau why.

What – bagian ini merupakan bagian umum dilakukan oleh pemimpin. Seperti setiap perusahaan tahu apa sih yang perlu dilakukan seperti membuat perusahaan lebih maju dan besar, menggaji karyawan, berinovasi dan lainnya. Karena ya semua perusahaan hampir memiliki prinsip tersebut. Sehingga perusahaan yang masih memiliki pemikiran seperti itu masih berada di layer what.

How – how berada dilayar kedua, dimana pada bagian ini pemikirannya adalah harus lebih baik dari what

Why – why adalah tentang sebuah tujuan. Mengapa pperusahaan tersebut ada dan mengapa saya harus bangun tidur pagi-pagi sekali. Hal ini merupakan alasan yang kuat mengapa kita melakukan sesuatu. Tidak hanya biasa (what) atau mencoba lebih baik (how), akan tetapi why menentang banyak ketidakmungkinan dan merupakan sebuah tujuan yang dirumuskan.

Teman-teman tahu diatas logo apa? Yap, logo perusahaan Apple. Kenapa sih walaupun Apple mahal masih banyak yang minat? Banyak yang ngantri buat beli? Nah, kalau dibuku ini sebenarnya Apple sudah menjalankan Why perusahaan. Apple’s WHY menentang dari status quo yang ada serta memberdayakan individu-individu dari golongan manapun. Maksudnya apa sih?Jadi begini teman-teman,

1) Apple tidak hanya menjalakan perusahaan bisnis dari manipulasi, tapi menginspirasi para konsumennya, mereka tidak melakukan strategi marketing atau manipulasi loh, tapi mereka melakukan repeating pattern dimana hal ini akan menginspirasi pelanggannya sehingga dari inspirasi ini pada konsumen menjadi loyalis/tetap,

2) Apple menentang status quo, apa sih status quo? Nah, kalau anak debat pasti sering dengerin kata-kata itu ya, jadi status quo adalah keadaan saat ini. Dimana why yang dimiliki oleh Apple menentang status quo yang ada. Contohnya dulu IBM yang hanya untuk perusahaan, Apple ingin melawan bahwa dulu komputer hanya dimiliki perusahaan, tapi Apple ingin setiap individu juga dapat memiliki komputer pribadi dimasa depan, dan terbentuklah PC. IPOD untuk album, itune untuk musik dan sebagainya. Menarik bukan? Why nya Apple adalah membuat pelanggannya menjadi loyalis dan menentang status quo. Apple ingin memiliki visi yang sama dengan konsumennya karena Apple ingin masuk ke dunia pelanggannya.

Kenapa Perlu “Why” Dalam Melakukan Sesuatu

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa pentingnya why dalam melakukan sesuatu adalah menginspirasi. Kita dapat melihat pada bagian bab 6 yaitu bagaimana otak beroperasi. Terdapat 2 bagian otak yaitu limbric brain dan neocortex.

Pada bagian neocortex manusia ini bekerjapada level what. Bagian ini bertanggungjawab atas bahasa, analitis, rasionalitas dalam berpikir. Jadi sebagian besar perusahaan hanya menyentuh bagian neocortex manusia.

Bagian selanjutnya adalah limbric brain, dimana bagian ini bertanggungjawab mengenai perasaan, rasa percaya diri dan rasa setia terhadap sesuatu. Nah, bagian ini sebenarnya Why yang dimasuki oleh Apple itu, dimana bukan hanya rasionalitas, Apple masuk kepada perasaan konsumen, sehingga banyak konsumen yang setia terhadap produk.

Dibuku ini juga menjelaskan bahwa seseorang yang datang dengan energy dapat memotivasi, akan tetapi seseorang dengan kharisma akan menginspirasi. Misalnya saja ada 2 tokoh yang dicontohnya yaitu Steve Ballmer dan Bill Gates. Steve Ballmer memiliki karakter yang energetik sementara Bill Gates memiliki karakter yang pemalu dan penutup, sehingga hal tersebut yang membuatnya berkharisma. Banyak obrolan Bill Gates yang menjadi inspirasi bagi banyak orang, kamu juga kan pastinya?

Tipe pemimpin why sendiri adalah seorang yang visioner melihat kedepan dengan imajinasinya yang sangat aktif. Selain visioner dan aktif tipe pemimpin why memiliki strategi untuk sampai ketujuan yang dibangun dari awal. Why sendiri menurut Sinek berada didalam diri kita. Dan ketika kita menemukannya, maka hal yang perlu kita lakukan adalah konsisten untuk mengasah hal tersebut.

Sebaik-Baiknya Pesaing Adalah Kita.

Menurut buku Sinek menyatakan tidak aka nada yang mendukung kita ketika kita bersaing dengan orang lain. Banyak organisasi ataupun perusahaan juga mencoba memulainya dengan Why, tapi yang berhasil konsisten tidaklah banyak. Banyak yang lupa akan Why yang dibangun sehingga banyak yang mengurusi perkembangan orang lain, dan lupa akar why yang sebelumnya dibentuk. Maka dari itu Sinek menyatakan bahwa sebaiknya pesaing adalah diri kita sendiri.

Penutup

Banyak yang saya pelajari dari buku ini, bagaimana  kita harus memiliki alasan yang kuat dan meninspirasi orang lain terhadap apa yang kita lakukan selanjutnya. Semoga review singkat yang saya berikan terhadap buku Start With Why ini menjadi gambaran buat temen-temen berkembang selanjutnya ya.. see you next.

Tentang Penulis

Royhan Saydi biasa dipanggil Royhan, sekarang menempuh semester 7 di Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember dan merupakan Mahasiswa Berprestasi Fakultas Pertanian Universitas Jember 2021.

Kode Konten: D116

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *